01.15

Biologi

BIOLOGI SEBAGAI ILMU


Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu"). Obyek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya, dikenal berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani, zoologi, dan mikrobiologi. Berbagai aspek kehidupan dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi, sedang fungsinya dalam fisiologi. Perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu (dipelajari dalam biologi evolusioner dan paleobiologi). Bagaimana makhluk hidup tercipta dipelajari dalam evolusi, Interaksi antarsesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi. Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.

Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi Aristoteles, “filosofi alam” adalaha cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya. Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adlah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).

Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakann subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.

Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam (IPA) telah mengubah sejarah kehidupan manusia. Perkembangan itu semakin pesat setelah diketemukannya komputer yang dapat membantu manusia dalam merancang dan menganalisis hasil-hasil penelitian. Di dunia kedokteran telah ditemukan berbagai teknik bedah, transplantasi organ, terapi genetik, bayi tabung, serta obat-obatan penyembuh berbagai penyakit. Itu semua berkat perkembangan IPA. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan ingin memahami alam apa adanya.


1. Karakteristik Biologi sebagai Ilmu (SAINS)

Ilmu pengetahuan berkembang karena hakekat manusia yang serba ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bias dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik sains itu sendiri. Biologi bagian dari sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi yaitu:

a. Obyek kajian berupa benda konkret yang dan dapat ditangkap indera. Objek kajian biologi adalah mahluk hidup dan fosil-fosil yang berkaitan dengan struktur dan fungsinya.

b. Dikembangkan berdasakan pengalamn empiris (pengalaman nyata), serta merupakan pengalaman yang dapat dirasakan setiap orang.

c. Memiliki langkah-langkah sistematis. Langkah-langkah sistematis tersebut bersifat baku, misalnya seseorang ingin membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida, jadi tidak ada kebohongan ilmiah.

d. Menggunakan cara berfir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik. kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Cara berpikir dengan menggunakan logika, kesimpulan-kesimpulan ditarik berdasarkan logika-logika tertentu, misalnya secara induktif dan deduktif. Berpikir induktif artinya berpikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku secara umum. Misalnya ayam mati, kucing mati, tumbuhan mati, dan manusia mati. Ayam, kucing, tumbuhan, dan manusia adalah mahluk hidup. Kesimpulannya semua mahluk hidup pasti akan mati. Berpikir deduktif artinya berpikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang berlaku secara umum menjadi ketentuan yang berlaku secara khusus, misalnya semua mahluk hidup akan memerlukan oksigen untuk bernapas. Tumbuhan adalah mahluk hidup. Kesimpulannya tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernapas.

e. Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan palaku(subyektif). Jadi hasil penelitian memihak pada kebenaran ilmiah.

f. Hasinya berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan. Misalnya, jika kita mengawinkan secara langsung tumbuhan A dan B, maka persilangan yang akan buat oleh Gregar Mendel.


2. RUANG LINGKUP BIOLOGI

Berdasarkan struktur keilmuan menurut BSCS (Biological Science Curricullum Study, Mayer 1980) bahwa ruang lingkup biologi meliputi obyek biologi berupa kingdom (plantae, animalia, protista, fungi, archebacteria, eubacteria). Ditinjau dari tingkat molekul (virus), sel (protozoa, bakteri dan tumbuhan unisel), jaringan (porifera & coelenterata), organ (hati, ginjal, dll), sistem organ (sistem sirkulasi, sistem transportasi, dll), individu (manusia), populasi (kumpulan individu yang sama di daerah yang sama), komunitas (kumpulan beberapa populasi), ekosistem (kumpulan beberapa komunitas), biosfer (kumpulan bebrapa ekosistem). Adapun persoalan yang dikaji meliputi 9 tema dasar yaitu:

a. Biologi (Sains)

b. Sejarah konsep biologi

c. Evolusi

d. Keanekaragaman dan keseragaman

e. Genetika dan kelangsungan hidup

f. Organism dan lingkungan

g. Tingkah laku

h. Struktur dan fungsi

i. Regulasi

Sejalan dengan dengan perkembangan ilmu pengetahuan di dunia ini, obyek biologi juga mengalami perkembangan yang terus menerus terjadi atau berkembang.

Biologi kini memiliki cabang-cabang yang semakin spesifik dengan objek kajian yang semakin khusus. Dari ilmu manusia muncul cabang-cabang ilmu kesehatan dan saat ini muncul ilmu-ilmu spesifik seperti spesialisasi mata, THT, kulit, internis, anak, jantung, paru-paru, dan saraf. Demikian pula perkembangan dalam bidang pertanian.

Selain perkembangan ilmu terdapat pula pengembangan penerapan ilmu yang dikenal sebagai biologi terapan. Tujuan penerapan ilmu adalah agar ilmu itu dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Contoh biologi terapan antara lain: kesehatan, pertanian, perikanan, kedokteran, bioteknologi dan sebagainya.

Ilmu pengetahuan berkembang karena manusia serba ingin tahu. Demikian pula biologi selalu berkembang. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain. Jadi ilmu pengetahuan tidak muncul dari renungan dan bersemedi menunggu datangnya wangsit, melainkan dari banyak membaca. Dengan membaca akan semakin banyak persoalan yang dapat kita selesai.

Cabang-cabang biologi yang mempelajari berbagai tingkatan organisasi kehidupan adalah sebagai berikut:

a. Sitologi : Ilmu yang mempelajari sel

b. Genetika : Ilmu yang mempelajari gen

c. Histologi: Ilmu yang mempelajari tentang jaringan

d. Marfologi : Ilmu yang mempelajari struktur luar organism

e. Analogi : Ilmu yang mempelajari struktur dalam organism

f. Fisiologi : Ilmu yang mempelajari proses kehidupan organism

g. Taksonomi: Ilmu yang mempelajari klasifikasi organism

h. Ekologi : Ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungan

i. Evaluasi: Ilmu yang mempelajari asal usul kehidupan dan perubahan dari waktu ke waktu

Cabang-cabang biologi lainnya didasarkan pada kelompok organisme yang dipelajari kelompok besar:

a. Mikroorganisme : Ilmu yang mempelajari organisme berukuran renik (mikroskopik)

b. Zoologi : Ilmu yang mempelajari hewan

c. Botani : Ilmu yang mempelajari tumbuhan

Cabang-cabang biologi yang mempelajari kelompok organisme yang lebih spesifik:

a. Virologi : Ilmu yang mempelajari tentang virus

b. Bakteriologi: Ilmu yang mempelajari tentang bakteri

c. Mikologi : Ilmu yang mempelajari tentang jamur

d. Entomologi : Ilmu yang mempelajari tentang serangga

e. Ornitologi : Ilmu yang mempelajari tentang burung

f. Mamalogi : Ilmu yang mempelajari tentang mamalia


3. MANFAAT BIOLOGI

Dengan mempelajari biologi kita tidak saja memperoleh pengetahuan tentang mahluk hidup, namun juga mendapat pengetahuan tentang metode mempraktekkan ilmu pengetahuan tersebut.
Pengetahuan tentang mahluk hidup dimanfaatkan untuk memecahkan masalah guna meningkatkan kesejahteraan hidup manusia, seperti masalah pangan, sandang, papan, energi, lingkungan, kesehatan, bahkan sosial dapat diatasi dengan biologi. Contoh masalah dalam bidang sosial misalnya menentukan orang tua dan keturunannya dapat dibantu dengan pengetahuan tentang DNA yang dipelajari dalam genetika. Memelihara lingkungan dengan menerapkan pengetahuan ekologi, mengatasi penyakit yang disebabkan oleh virus dengan mengetahui karateristik virus yang akan dipelajari dalam virologi.

Orang yang mempelajari biologi disebut ilmuwan biologi. Ilmuwan biologi memperoleh pengetahuan tidak saja dengan membaca, tapi juga menyelidiki organisme dan fenomena kehidupan secara langsung. Penyelidikan tersebut dilakukan dengan cara sistematika yang disebut metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan cara atau tahapan tertentu yang harus dikerjakan oleh seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dengan beberapa tahap sebagai berikut:

1. Menentukan masalah

Percobaan dimulai dengan suatu pertanyaan, setelah itu mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan percobaan.

2. Mengajukan hipotesis

Masalah yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan mendorong munculnya dugaan jawaban. Jawaban ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah atau hipotesis.

3. Melakukan percobaan

Untuk menguji kebenaran hipotesis kita melakukan percobaan. Sebelum melakukan percobaan kita melakukan perencanaan percobaan yang meliputi penentuan alat dan bahan, serta penentuan variabel. Variabel merupakan sesuatu yang dapat berubah atau faktor penentu. Ada dua jenis variabel yang harus ditentukan dalam melakukan percobaan yaitu variabel bebas (independent variabel) merupakan faktor yang diubah, sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah faktor yang berubah tergantung perubahan variabel bebas.

4. Menarik kesimpulan

Kesimpulan berisi hasil percobaan yang kita lakukan. Kesimpulan ini dapat mendukung atau tidaknya hipotesis yang kita buat.

Sikap-sikap ilmiah yang harus dilakukan yaitu:

· Dapat membedakan antara fakta dan opini. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari bukti-bukti pada data, sedangkan opini adalah pendapat mengenai suatu subyek khusus atau peristiwa yang terjadi.

· Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi.

· Mengembangkan keingintahuan.

· Kepedulian terhadap lingkungan.

· Berpendapat secara ilmiah dan kritis.

· Berani mengusulkan perbaikan dan bertanggung jawab terhadap usulan tersebut.

· Bekerja sama

· Jujur terhadap fakta.

· Disiplin dan tahan.

Biologi juga mempunyai manfaat bagi kehidupan antara lain:

1. Membantu dalam menentukan dan mengembangkan:

o Bahan makanan

o Bahan pakaian

o Bahan peralatan dan perumahan

o Energi

2. Menemukan penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.

3. Menyingkap rahasia proses-proses kehidupan, pewarisan sifat, dan pengendali proses kehidupan (gen).

4. Mengkaji dan melestarikan lingkungan untuk kelestarian kehidupan.

Keterampilan dalam bidang Sains (Biologi) meliputi:

a) Observasi

b) Klasifikasi, prediksi, inferensi

c) Membuat hipotesis

d) Mendisain dan melakukan percobaan

e) Menggunakan alat ukur (pengamatan)

f) Identifikasi variabel

g) Mengontrol variabel

h) Mengumpulkan data

i) Mengorganisasi data (tabel, grafik, dll)

j) Memaknakan data, tabel, dan grafik

k) Menyusun kesimpulan

l) Mengkomunikasikan hasil/ide/secara tertulis atau lisan

00.46

Ekologi

ANALOGI DAN EKSPRESI EKOSISITEM BUATAN


Ekspresi tata ruang, sebagai ekosistem buatan merupakan turunan dari fenomena ekosistem alam, dengan tingkatan yang lebih kecil. Tetapi fenomena tersebut menggambarkan produk-produk manusia yang berupa fenomena kultural, merupakan turunan dari ekosistem alam, ekosistem buatan.

Komponen

Produk

Kopi

Gula

Susu

Jahe

Kultural

Rumpun kopi

Tebu

Sapi

Rumpun jahe

Alam

Kebun kopi

Ladang tebu

Kandang sapi

Kebun jahe

Buatan

Pekarangan desa

Perkebunan kopi

Pertanian tebu

Peternakan sapi

Perkebunan jahe

Buatan

Kawasan



BANJIR SEBAGAI MASALAH LINGKUNGAN


Konsep: Banjir menerjang dan meluluh lantakan permukiman warga di Cianjur, sehingga menewaskan puluhan orang. Merusak permukiman warga, sehingga warga kehilangan tempat tinggal dan gagal panen padi yang sedang menguning.

Komentar: Hujan deras mengakibatkan terjadinya banjir di permukiman warga Cianjur, sehingga permukiman warga digenangi oleh air yang mengalir deras dan masuk kedalam rumah yang mengakibatkan banyak warga kehilangan tempat tinggal dan gagal panen padi. Karena genangan air yang cukup tinggi mengakibatkan banyak warga meninggal.


A. PERMASALAH BANJIR PADA UMUMNYA

Banjir adalah salah satu bencana alam yang benar-benar membuat penduduk menderita dan hamper setiap tahun melanda daerah-daerah, baik di JAWA TIMUR maupun propinsi-propinsi di Indonesia sepertio JAWA TENGAH, JAWA BARAT dan daerah khusus Ibukota Jakarta. Banjir mengakibatkan sawah yang baru ditanamai rusak, tenggelamnya tambak yang sudah besar-besar ikannya, hilang atau matinya ternak peliharaan, kerusakan rumah erta perabotan dan bahkan tidak jarang terjadi kematian-kematian yang menyedihkan sekali di kalangan mereka.

Banji dari tinjauan ekologis adalah merupakan peristiwa yang terajdi di dalam lingkungan hidup manusia. Antara mansuia dan banjir terdapat hubungan yang sangat erat. Banjir akan mempengaruhi kehidupan manusia, sedang manusia itu sendiri sedikit banyak mempunyai andil terhadap terjadinya dan surutnya banjir itu. Sehingga dari sini dapt dikatakan bahwa banjir dan manusia sesungguhnya mempunyai ikatan ekologis dan pada daerah tertentu manusia dan banjir tersebut akan membentuk suatu ekosistem.


B. MEKANISME BANJIR

Banjir itu terjadi disebabkan karena air yang ada dalam sumber air menjadi meningkat jumlahnya dan meluap menggenangi daratan di sekitarnya. Air yang berada di sumber air meluap karena volumenya meningkat secara cepat. Apa yang dinamakan dengan “Green House Effect” yang diakibatkan oleh pencemaran udara oleh gas CO2 yang melebihi kadarnya. Jika manusia tidak waspada di dalam mengelola lingkungan hidupnya, kadar CO2 diatmosfir bumi akan mencapai 375 ppm, dan ini akan mengakibatkan transmisi sinar infra merah dari matahari ke bumi semakin mudah, sedangkan pelepasan panas bumi ke angkasa luar diperhambat, sehingga suhu bumi akan meningkat yang cukup untuk melelehkan es di green land yang menyebabkan air laut akan bertambah volumenya dan akibatnya melanda kota-kota yang terletak di sekitar pantai yang suatu saat akan berbentuk banjir untuk kota-kota pantai.

Mekanisme terjadinya banjir oleh luapan sungai atau danau, dapat dilihat sungai atau danau bisa dikategorikan menjadi tiga bentuk:

1. sungai/danau hujan

2. sungai/danau es

3. sungai/danau campuran

Sungai atau danau tersebut menerima air dari mata air atau dari gletser-gletser, juga dari air hujan yang jatuh disekitar sungai tersebut. Sungai dan danau pada dasarnya terletak lebih rendah dari sekitarnya, sehingga air hujan akan mengalir kearahnya. Apabila suatu ketika turun hujan lebat dan cukup lama, atau es serta salju, air didalam sungai akan bertambah volumenya dengan cepat sehingga melampaui pinggir sungai dan meluap kedaratn sehingga inilah yang disebut banjir.


C. BANJIR SEBAGAI PENGANCAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Manusia hidup di dalam suatu lingkungan yang beraneka ragam isinya dan antara komponen-komponen di dalam lingkungan tersebut terjalin kaitan-kaitan yang kompleks satu sama lain terutama dalam bentuk jaring-jaring sumber daya yang berupa sistem makanan dan pernapasan. Hubungan timbale ini nantinya akan mengarah ke suatu keseimbangan yang sering disebut keseimbangan ekosistem. Di dalam ekosistem ini didapat 2 unsur pokok, yaitu: komponen biotik dan komponen abiotik.

Apabila di dalam lingkunagan manusia terjadi “sesuatu” yang mengancam eksistensi manusia yang disebabkan oleh akibat perbuatan manusia itu sendiri, maka terjadilah yang dinamakan pencemaran lingkungan hidup. Misalnya peristiwa banjir, bila ia memang timbul sebagai akibat langsung atau tak langsung dari aktifitas manusia (karena pembuangan sampah kesungai, karena penebangan hutan yang semaunya dan sebagainya) dan bila banjir merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai organisme hidup, maka jelas bahwa masalah banjir adalah masalah pencemaran lingkungan hidup

Didalam hukum ekologi, setiap gangguan keseimbangan ekosistem akan selalu mengarah kepada proses keseimbangan kembali. Begitu pula gangguan oleh banjir ini, jika banjir terjadi begitu lama mak manusia akan melakukan tindakan penyesuaian yang dinamakan tindak “adaptasi”. Manusi akn menjadi terbiasa dengan suasana banjir. Banjir itu datangnya tidak terduga dan surutnya sering tidak bisa diramalkan oleh penduduk. Apabila organisme hidup dalam ekosistem banjir mulai mengarah kepada suasana yang seimbang, jika banjirnya surut maka ekosistem tadi sekali lagi akan mengalami gangguan keseimbangan yang sangat membahayakan organisme hidupnya kembali dan terjadi pula proses baru yang semacam yakni proses re-equelibrium.

Berdasarkan mekanisme terjadinya banjir, terutama banjir yang disebabkan oleh sumber air sungai. Maka dapat dengan mudah dikenal pokok-pokok tindak pencegahan/penanggulangan banjir tersebut, yaitu:

1. Memperbesar daya tampung air hujan oleh tanah daerah pengaliran sungai

2. Memperbaiki kondisi fisik kapasitas penampungan air hujan oleh sungai

Usaha monitoring yang ketat terhadap sungai terutama pada musim penghujan.



EKOSISITEM SUNGAI

Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut:

a. Komponen autotrof

Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof

Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup(abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai(dekomposer)

Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

Macam-macam ekosistem

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

a. Bioma gurun

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput

Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

c. Bioma Hutan Basah

Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

d. Bioma Hutan Gugur

Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

e. Bioma Taiga

Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

f. Bioma Tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

2. Ekosistem Air Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.

3. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup diair tawar pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir:

· Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

· Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Sungai diibaratkan sebagai urat nadi dalam tubuh manusia, sementara air yang mengalir dalam tubuh tersebut adalah seumpama darah. Dengan demikian sungai atau aliran sungai apabila sudah tercemar, maka manusia akan sulit mendapatkan air bersih yang banyak dan untuk mendapatkannya perlu biaya yang mahal. Karena air sangat penting dan merupakan bagian terbesar dari protoplasma, maka dapat dikatakan bahwa semua kehidupan adalah akuatik.

Sungai tempat air mengalir dan membawa berbagai kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya. Meskipun luasan sungai dan jumlah air yang mengalir didalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas dan jumlah air yang dilaut, namun sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya.

Berdasarkan pertimbangan habitat air tawar diklasifikasikan menjadi dua tipe:

1. Air tergenang atau habitat lentik, seperti danau, rawa atau pasir terapung, kolam

2. Air mengalir atau habitat lotik, seperti mata air, aliran air atau su8ngai

Ewusie (1990) menjelaskan satu perbedaan mendasar mengenai danau (air diam) dengan sungai (air mengalir) adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air mengisi cekungan itu, tetapi danau tersebut setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga menjadi tanah yang kering. Sebaliknya sungai terjadi karena airnya sudah ada, sehingga air tersebutlah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih ada air yang mengisinya.

Pada umumnya perbedaan antara aliran air (sungai) dengan aliran tergenang (kolam) terkait dengan 3 kondisi yaitu

1. Arus adalah faktor yang paling penting mengendalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air

2. Pertukaran tanah air relatif lebih ekstensif pada aliran air yang menghasilkan ekosistem yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotropik

3. Tekanan oksigen biasanya lebih merata dalam aliran air dan sratifikasi termal maupun kimiawi tidak ada atau dapat diabaikan

Ada dua zona utama dalam aliran sungai

1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan meteri lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat dan berpegang dengan kuat pada dasar yang padat. Zona ini umunya terdapat pada hulu sungai di daerah pegunungan.

2. Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur serta materi lepas cenderung mengendap didasar, sehingga dasarnya lunak tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai. Misalnya pantai timur Sumatera dan Kalimantan.

Peranan sungai bagi manusia sangat besar, misalnya menyediakan transportasi, dan media untuk membuang sisa-sisa. Meskipun permukaan total sungai dan aliran itu lebih sempit daripada laut dan daratan, namun sungai lebih sering digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan.



Aliran sungai diatas menjadi tercemar karena tindakan manusia yang seenaknya. Berbeda dengan sungai-sungai yang berada disekitar hutan yang masih jernih airnya. Karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab menyebabkan ekosistem sungai menjadi rusak dan tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Pinggiran sungai yang seharusnya bersih dari permukiman, sekarang sudah berubah fungsi menjadi temnpat permukiman warga. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya banjir karena sungai menjadi tempat pembuangan sampah.



Aliran air sungai yang terlihat menyejukkan. Air sungai tersebut jauh dari gangguan yang dapat merusak ekosistem yang terdapat didalamnya.