00.46

Ekologi

ANALOGI DAN EKSPRESI EKOSISITEM BUATAN


Ekspresi tata ruang, sebagai ekosistem buatan merupakan turunan dari fenomena ekosistem alam, dengan tingkatan yang lebih kecil. Tetapi fenomena tersebut menggambarkan produk-produk manusia yang berupa fenomena kultural, merupakan turunan dari ekosistem alam, ekosistem buatan.

Komponen

Produk

Kopi

Gula

Susu

Jahe

Kultural

Rumpun kopi

Tebu

Sapi

Rumpun jahe

Alam

Kebun kopi

Ladang tebu

Kandang sapi

Kebun jahe

Buatan

Pekarangan desa

Perkebunan kopi

Pertanian tebu

Peternakan sapi

Perkebunan jahe

Buatan

Kawasan



BANJIR SEBAGAI MASALAH LINGKUNGAN


Konsep: Banjir menerjang dan meluluh lantakan permukiman warga di Cianjur, sehingga menewaskan puluhan orang. Merusak permukiman warga, sehingga warga kehilangan tempat tinggal dan gagal panen padi yang sedang menguning.

Komentar: Hujan deras mengakibatkan terjadinya banjir di permukiman warga Cianjur, sehingga permukiman warga digenangi oleh air yang mengalir deras dan masuk kedalam rumah yang mengakibatkan banyak warga kehilangan tempat tinggal dan gagal panen padi. Karena genangan air yang cukup tinggi mengakibatkan banyak warga meninggal.


A. PERMASALAH BANJIR PADA UMUMNYA

Banjir adalah salah satu bencana alam yang benar-benar membuat penduduk menderita dan hamper setiap tahun melanda daerah-daerah, baik di JAWA TIMUR maupun propinsi-propinsi di Indonesia sepertio JAWA TENGAH, JAWA BARAT dan daerah khusus Ibukota Jakarta. Banjir mengakibatkan sawah yang baru ditanamai rusak, tenggelamnya tambak yang sudah besar-besar ikannya, hilang atau matinya ternak peliharaan, kerusakan rumah erta perabotan dan bahkan tidak jarang terjadi kematian-kematian yang menyedihkan sekali di kalangan mereka.

Banji dari tinjauan ekologis adalah merupakan peristiwa yang terajdi di dalam lingkungan hidup manusia. Antara mansuia dan banjir terdapat hubungan yang sangat erat. Banjir akan mempengaruhi kehidupan manusia, sedang manusia itu sendiri sedikit banyak mempunyai andil terhadap terjadinya dan surutnya banjir itu. Sehingga dari sini dapt dikatakan bahwa banjir dan manusia sesungguhnya mempunyai ikatan ekologis dan pada daerah tertentu manusia dan banjir tersebut akan membentuk suatu ekosistem.


B. MEKANISME BANJIR

Banjir itu terjadi disebabkan karena air yang ada dalam sumber air menjadi meningkat jumlahnya dan meluap menggenangi daratan di sekitarnya. Air yang berada di sumber air meluap karena volumenya meningkat secara cepat. Apa yang dinamakan dengan “Green House Effect” yang diakibatkan oleh pencemaran udara oleh gas CO2 yang melebihi kadarnya. Jika manusia tidak waspada di dalam mengelola lingkungan hidupnya, kadar CO2 diatmosfir bumi akan mencapai 375 ppm, dan ini akan mengakibatkan transmisi sinar infra merah dari matahari ke bumi semakin mudah, sedangkan pelepasan panas bumi ke angkasa luar diperhambat, sehingga suhu bumi akan meningkat yang cukup untuk melelehkan es di green land yang menyebabkan air laut akan bertambah volumenya dan akibatnya melanda kota-kota yang terletak di sekitar pantai yang suatu saat akan berbentuk banjir untuk kota-kota pantai.

Mekanisme terjadinya banjir oleh luapan sungai atau danau, dapat dilihat sungai atau danau bisa dikategorikan menjadi tiga bentuk:

1. sungai/danau hujan

2. sungai/danau es

3. sungai/danau campuran

Sungai atau danau tersebut menerima air dari mata air atau dari gletser-gletser, juga dari air hujan yang jatuh disekitar sungai tersebut. Sungai dan danau pada dasarnya terletak lebih rendah dari sekitarnya, sehingga air hujan akan mengalir kearahnya. Apabila suatu ketika turun hujan lebat dan cukup lama, atau es serta salju, air didalam sungai akan bertambah volumenya dengan cepat sehingga melampaui pinggir sungai dan meluap kedaratn sehingga inilah yang disebut banjir.


C. BANJIR SEBAGAI PENGANCAM KESEIMBANGAN EKOSISTEM

Manusia hidup di dalam suatu lingkungan yang beraneka ragam isinya dan antara komponen-komponen di dalam lingkungan tersebut terjalin kaitan-kaitan yang kompleks satu sama lain terutama dalam bentuk jaring-jaring sumber daya yang berupa sistem makanan dan pernapasan. Hubungan timbale ini nantinya akan mengarah ke suatu keseimbangan yang sering disebut keseimbangan ekosistem. Di dalam ekosistem ini didapat 2 unsur pokok, yaitu: komponen biotik dan komponen abiotik.

Apabila di dalam lingkunagan manusia terjadi “sesuatu” yang mengancam eksistensi manusia yang disebabkan oleh akibat perbuatan manusia itu sendiri, maka terjadilah yang dinamakan pencemaran lingkungan hidup. Misalnya peristiwa banjir, bila ia memang timbul sebagai akibat langsung atau tak langsung dari aktifitas manusia (karena pembuangan sampah kesungai, karena penebangan hutan yang semaunya dan sebagainya) dan bila banjir merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai organisme hidup, maka jelas bahwa masalah banjir adalah masalah pencemaran lingkungan hidup

Didalam hukum ekologi, setiap gangguan keseimbangan ekosistem akan selalu mengarah kepada proses keseimbangan kembali. Begitu pula gangguan oleh banjir ini, jika banjir terjadi begitu lama mak manusia akan melakukan tindakan penyesuaian yang dinamakan tindak “adaptasi”. Manusi akn menjadi terbiasa dengan suasana banjir. Banjir itu datangnya tidak terduga dan surutnya sering tidak bisa diramalkan oleh penduduk. Apabila organisme hidup dalam ekosistem banjir mulai mengarah kepada suasana yang seimbang, jika banjirnya surut maka ekosistem tadi sekali lagi akan mengalami gangguan keseimbangan yang sangat membahayakan organisme hidupnya kembali dan terjadi pula proses baru yang semacam yakni proses re-equelibrium.

Berdasarkan mekanisme terjadinya banjir, terutama banjir yang disebabkan oleh sumber air sungai. Maka dapat dengan mudah dikenal pokok-pokok tindak pencegahan/penanggulangan banjir tersebut, yaitu:

1. Memperbesar daya tampung air hujan oleh tanah daerah pengaliran sungai

2. Memperbaiki kondisi fisik kapasitas penampungan air hujan oleh sungai

Usaha monitoring yang ketat terhadap sungai terutama pada musim penghujan.



EKOSISITEM SUNGAI

Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam. Suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut:

a. Komponen autotrof

Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.

b. Komponen heterotrof

Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

c. Bahan tak hidup(abiotik)

Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup.

d. Pengurai(dekomposer)

Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

Macam-macam ekosistem

1. Ekosistem darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

a. Bioma gurun

Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Suhu slang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.

b. Bioma padang rumput

Ciri-cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular

c. Bioma Hutan Basah

Ciri-cirinya adalah, curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

d. Bioma Hutan Gugur

Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).

e. Bioma Taiga

Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

f. Bioma Tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

2. Ekosistem Air Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.

3. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup diair tawar pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir:

· Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar.

· Sungai

Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Sungai diibaratkan sebagai urat nadi dalam tubuh manusia, sementara air yang mengalir dalam tubuh tersebut adalah seumpama darah. Dengan demikian sungai atau aliran sungai apabila sudah tercemar, maka manusia akan sulit mendapatkan air bersih yang banyak dan untuk mendapatkannya perlu biaya yang mahal. Karena air sangat penting dan merupakan bagian terbesar dari protoplasma, maka dapat dikatakan bahwa semua kehidupan adalah akuatik.

Sungai tempat air mengalir dan membawa berbagai kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya. Meskipun luasan sungai dan jumlah air yang mengalir didalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas dan jumlah air yang dilaut, namun sungai memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dan mahkluk disekitarnya.

Berdasarkan pertimbangan habitat air tawar diklasifikasikan menjadi dua tipe:

1. Air tergenang atau habitat lentik, seperti danau, rawa atau pasir terapung, kolam

2. Air mengalir atau habitat lotik, seperti mata air, aliran air atau su8ngai

Ewusie (1990) menjelaskan satu perbedaan mendasar mengenai danau (air diam) dengan sungai (air mengalir) adalah bahwa danau terbentuk karena cekungannya sudah ada dan air mengisi cekungan itu, tetapi danau tersebut setiap saat dapat terisi oleh endapan sehingga menjadi tanah yang kering. Sebaliknya sungai terjadi karena airnya sudah ada, sehingga air tersebutlah yang membentuk dan menyebabkan tetap adanya saluran selama masih ada air yang mengisinya.

Pada umumnya perbedaan antara aliran air (sungai) dengan aliran tergenang (kolam) terkait dengan 3 kondisi yaitu

1. Arus adalah faktor yang paling penting mengendalikan dan merupakan faktor pembatas di aliran air

2. Pertukaran tanah air relatif lebih ekstensif pada aliran air yang menghasilkan ekosistem yang lebih terbuka dan suatu metabolisme komunitas tipe heterotropik

3. Tekanan oksigen biasanya lebih merata dalam aliran air dan sratifikasi termal maupun kimiawi tidak ada atau dapat diabaikan

Ada dua zona utama dalam aliran sungai

1. Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan meteri lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organisme ferifitik yang dapat melekat dan berpegang dengan kuat pada dasar yang padat. Zona ini umunya terdapat pada hulu sungai di daerah pegunungan.

2. Zona air tenang: bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur serta materi lepas cenderung mengendap didasar, sehingga dasarnya lunak tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai. Misalnya pantai timur Sumatera dan Kalimantan.

Peranan sungai bagi manusia sangat besar, misalnya menyediakan transportasi, dan media untuk membuang sisa-sisa. Meskipun permukaan total sungai dan aliran itu lebih sempit daripada laut dan daratan, namun sungai lebih sering digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan.



Aliran sungai diatas menjadi tercemar karena tindakan manusia yang seenaknya. Berbeda dengan sungai-sungai yang berada disekitar hutan yang masih jernih airnya. Karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab menyebabkan ekosistem sungai menjadi rusak dan tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Pinggiran sungai yang seharusnya bersih dari permukiman, sekarang sudah berubah fungsi menjadi temnpat permukiman warga. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya banjir karena sungai menjadi tempat pembuangan sampah.



Aliran air sungai yang terlihat menyejukkan. Air sungai tersebut jauh dari gangguan yang dapat merusak ekosistem yang terdapat didalamnya.

0 komentar: